Rabu, September 30, 2009

Setahun 1.440 orang tewas di jalan

Postingan berikut saya CoPast dari millist RSA yang di posting oleh salah seorang anggotanya yang kita kenal dengan Ki Djoko Lemot, sengaja saya muat di sini agar semua orang yang melihat blog saya ini (termasuk saya pribadi) dapat kembali di ingatkan bahwa kecelakaan itu bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, termasuk di jalan raya.


Setahun 1.440 orang tewas di jalan
Agustus 19, 2009 - 2:08 Kategori Headline
SEMANGGI (Pos Kota) - Motor adalah penguasa jalan. Nyaris tak ada satu pun ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya yang tak dilewati kendaraan beroda dua itu. Mulai dari jalan sempit di permukiman warga hingga jalan raya di tengah kota. Dan ulah pengendara sepeda motor ini sangat menakutkan.
Banyak pengendara sepeda motor ugal-ugalan di jalan sehingga banyak menimbulkan korban. Catatan di Ditlantas Polda Metro Jaya , selama setahun, sebanyak 540.000 pengendara motor melanggar. Yang lebih mengerikan lagi ada 1.440 orang korban tewas.
Kebanyakan, pelanggar tidak memiliki surat kelengkapan kendaraan bermotor, tak melengkapi peralatan kendaraan dan melanggar tata tertib lalulintas.Belum lagi sikap pengguna jalan yang hanya takut saat ada petugas dan kembali semau gue ketika tak ada Polantas. Ini bisa terlihat ketika razia digelar, banyak pengendara mengurungkan niat melintasi jalan yang dijaga petugas.
“Ngapain cari penyakit,” kata Dije, warga Koja, yang menahan laju motornya, yang tak dilengkapi spion, saat melihat polisi di sekitar Harmoni, “Nanti saja lewatnya kalau sudah tak ada razia.”
KORBAN TEWASUpaya mencegah kian merajalelanya aksi ’semau gue’ berlalulintas, Operasi Zebra pun digelar aparat Polda Metro Jaya. Menurut Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Drs Condro Kirono, selama satu minggu Operasi Zebra digelar dan berakhir Selasa, 18 Agustus, pihaknya mencatat, 35.401 dari 49.308 pelanggar lalulintas di jalan raya adalah pengguna motor. ” Tak kurang dari 500 kendaraan roda dua dikandangkan karena digunakan untuk trek-trekan di sejumlah ruas jalan di ibukota, ” kata Condro.

Condro Kirono menjelaskan, hasil Operasi Zebra selama satu minggu ini akan dievaluasi. ” Jika satu minggu ke depan masih banyak terjadi pelanggaran di jalan raya, maka Operasi Zebra akan dilanjutkan, ” kata Condro Kirono.
“Kami ingin kesadaran masyarakat dalam berlalulintas semakin baik,” kata Condro Kirono saat meninjau anak buahnya di beberapa posko lalulintas bersama penanggung jawab Operasi Zebra 2009, AKBP Teddy Minahasa.
Menurut Condro, setelah seminggu operasi digelar terlihat adanya penurunan tingkat kecelakaan lalulintas. Ia memberi gambaran, selama enam hari operasi digelar, ada 17 korban tewas akibat motor. Angka ini menunjukkan, setiap hari 3 orang meninggal dunia karena kecelakaan.
” Sedangkan sebelum operasi digelar, selama enam hari, ada 27 korban tewas di jalan raya. Dalam perincian, empat sampai lima orang tewas sehari. Kini jumlah korban kecelakaan, baik yang luka dan yang meninggal berhasil kami tekan, ” katanya.
Ditambahkan Condro, dalam Operasi Zebra ini, petugas Polantas di lapangan juga melakukan operasi simpatik. Pelanggar tidak harus diberi surat tilang, tapi diberi teguran jika pengendara melakukan kesalahan. ” Kami juga memberi helm gratis kepada pengendara motor yang tidak memakai helm, ” katanya. Hasil Operasi Zebra, sebanyak 44.459 kendaraan ditilang. SIM yang disita sebanyak 16.517 dan STNK 27.442.
DENDA RENDAH
Pelanggarnya dikenai denda tilang minimal Rp 30.000. Nilai denda yang sudah 10 tahun berlalu ini jauh terlalu murah dibanding aturan di beberapa Polda lain di Indonesia. Untuk pelanggaran serupa, Polda Jawa Timur mematok Rp 150.000, bahkan Polda Sumatera Utara menggetok pelanggan dengan denda Rp 200.000.
Untuk sangat diperlukan tindakan tegas terhadap pengendara sepeda motor. Polisi harus konsisten. Tidak hanya menindak ketika ada operasi.
Selain itu juga harus ada konsitensi. Bila memang tidak boleh masuk jalur cepat harus selalu diawasi. Terutama bagi yang melawan arus harus ada tindakan yang lebih tegas misalnya motornya dikandangim. (
edi/B)-- CakSontuL --www.rsa.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar